Tanggungan, 18 Juni 2025 — Dalam upaya mendorong kemandirian pangan dan memperkuat ekonomi berbasis desa, Koperasi Merah Putih Desa Tanggungan–Gudo, (LPBNU) Kabupaten Jombang, MWC NU Gudo, dan Kepala Pemerintah Desa Japanan menggelar kegiatan studi banding budidaya dan pembibitan cabai ke salah satu pusat pertanian hortikultura unggulan di Jawa Timur (Pasuruan)
Kegiatan yang berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan semangat belajar ini menjadi tonggak penting dalam ikhtiar pemberdayaan warga melalui sektor pertanian.
Tujuan Utama Studi Banding
Studi banding ini bertujuan untuk:
1. Menambah wawasan anggota koperasi dan warga desa terkait metode budidaya dan pembibitan cabai modern.
2. Menyerap praktik-praktik terbaik (best practices) dari petani yang telah berhasil secara teknis dan ekonomi
Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan terdiri dari:
Ketua dan bendahara Koperasi Merah Putih Desa Tanggungan
Tim LPBNU Kabupaten Jombang
Ketua MWC NU Gudo
Kepala Desa Japanan
Fokus Pembelajaran
Budidaya dan Pembibitan Cabai
Tanaman cabai menjadi komoditas pilihan karena:
Tingginya permintaan pasar sepanjang tahun.
Nilai jual yang relatif tinggi dan fluktuatif.
Potensi dikembangkan dalam skala pekarangan hingga lahan luas.
Dapat dikelola oleh berbagai kelompok masyarakat, termasuk ibu rumah tangga dan pemuda desa.
Dalam kegiatan ini, belajar langsung dari petani sukses yang telah mengembangkan sistem pembibitan dan penanaman cabai dengan pendekatan intensif dan berkelanjutan selama 10 tahun.
Materi yang didalami meliputi
1. Teknik Pembibitan
Pemilihan benih unggul.
Teknik semai dan perawatan bibit.
Manajemen media tanam dan nutrisi.
2. Budidaya di Greenhouse
Desain rumah tanam sederhana.
Sistem irigasi tetes dan pengendalian hama alami.
Manajemen panen dan pasca-panen.
3. Perhitungan Usaha Tani
Rincian biaya produksi.
Estimasi hasil dan keuntungan.
Strategi pemasaran dan distribusi hasil.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan pemaparan materi oleh pemilik lahan sekaligus praktisi tani hortikultura yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun. Suasana diskusi berlangsung hangat, diwarnai tanya-jawab yang antusias dari para peserta.
Setelah sesi indoor, peserta diajak meninjau langsung lokasi greenhouse tempat pembibitan dan pertanaman cabai. Di lokasi ini, peserta melihat secara nyata bagaimana tanaman cabai dikelola, mulai dari pemeliharaan batang, pengikatan sulur, pemangkasan, hingga pemanenan.
Suasana semakin hidup saat beberapa peserta mencoba sendiri proses panen dan pengamatan hama. Tak sedikit dari mereka yang berdecak kagum melihat kesuburan tanaman serta teknik sederhana namun efisien yang digunakan.
Insight dan Evaluasi
Dari hasil observasi dan diskusi, diperoleh sejumlah poin penting:
Budidaya cabai bisa dimulai dari skala kecil dengan modal terbatas.
Konsistensi perawatan dan pencatatan hasil sangat penting.
Greenhouse sederhana dapat dibuat dari bahan lokal dengan biaya efisien.
Pemasaran hasil panen bisa dilakukan secara kelompok untuk memperoleh harga lebih baik.
Koperasi menjadi kunci penyedia modal, sarana produksi, dan pengelola hasil panen secara adil.
Penutup
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata menuju kemandirian desa. Bukan hanya dari sisi pertanian, tetapi juga membangun kepercayaan diri warga bahwa mampu menciptakan perubahan positif dengan ilmu.
Semoga dari bibit-bibit cabai yang ditanam, tumbuh pula bibit-bibit kemandirian, keberdayaan, dan kemakmuran di desa-desa kita, lanjuat Ketua koperasi.